Yang Pingin Sate Legendaris Malang Dan Kopi Jadulnya, Kami Rekomendasikan Kini Sudah Ada Di Jakarta Timur
Di kawasan Jakarta Timur sekarang banyak warung sate yang bisa dibilang “legendaris”, warung warung yang telah bertahan puluhan tahun dan tetap digemari banyak orang. Salah satu yang terkenal adalah Warung Sate Haji Giyo berdiri sejak 1985, dikenal dengan sate kambing besar, daging empuk, dan bumbu kecap manis pedas yang khas. Lalu ada Sate Kambing Haji Nawi (sejak 1982), dengan potongan sate kambing tebal dan juicy, serta tersedia juga sate ayam bercita rasa tradisional. Jangan lupa Sate Blora Cirebon menawarkan sate kambing maupun ayam dengan bumbu gurih khas, dan pilihan menu tambahan seperti tongseng, gulai, sampai sop kambing. Sate sate dari warung warung ini menarik karena dagingnya empuk, potongannya tebal, dan cita rasa bumbunya kuat. Cocok bagi kamu yang rindu “sate jadul” ala warung tradisional. Kalau kamu sekarang di Jakarta Timur, tempat tempat ini layak banget buat jadi tujuan makan malam atau nongkrong bareng teman atau keluarga.
Kopi Jadul dari Malang Kenangan yang Bisa Dinikmati Kembali
Kalau kamu kangen suasana kopi tradisional khas Malang, ada beberapa kedai kopi jadul yang sudah melegenda dan tetap eksis sampai sekarang. Kopi Klodjen Djaja berdiri sejak 1956, kedai ini dikenal sebagai ikon kopi jadul di Malang. Kopinya bisa dinikmati panas atau dingin, dengan harga bersahabat. Kopi Sido Mulia bahkan lebih tua, berdiri sejak 1953. Kedai ini mempertahankan cita rasa klasik dalam penyajian kopi selama puluhan tahun. Kopi Cangkir Juanda berdiri sejak 1954, terkenal karena kopi tubruk klasik yang disajikan dalam cangkir seng, dan cocok dinikmati sambil ngemil gorengan hangat. Masing masing kedai punya karakter dalam suasana jadul, cita rasa klasik, dan racikan kopi yang sederhana tapi kuat. Cocok buat kamu yang kangen vibes Malang atau pengin nostalgia rasa kopi masa lalu.
Mengapa Kuliner Tradisional Ini Masih Eksis?
Rasa dan tekstur autentik. Sate dari warung legendaris biasanya dibuat dengan resep turun temurun dari potongan daging tebal, dibakar dengan arang, dan dibumbui dengan kecap atau bumbu khas; hasilnya daging empuk dan rasa autentik. Begitu juga kopi di kedai jadul, kopi tubruk atau kopi seduh tradisional memberi rasa berbeda dari kopi modern.
Atmosfer nostalgia dan komunitas Banyak orang datang bukan hanya untuk makan atau minum, tapi juga untuk “kenangan”: suasana warung sederhana, meja kursi jadul, bau asap arang/panas kopi, percakapan santai membawa perasaan ke masa lalu.
Keterjangkauan dan kepraktisan Umumnya harga masih ramah, dan warung atau kedai mudah diakses, sehingga cocok untuk makan bersama teman, keluarga, atau sekadar nongkrong santai.
Catatan untuk kalian yang di cirebon
Karena kamu sekarang di Cirebon, artikel ini bisa jadi inspirasi. Kalau suatu saat kamu ke Jakarta Timur misalnya dalam urusan kerja atau jalan, kamu bisa mampir ke salah satu warung sate di atas. Atau kalau rindu suasana kopi tradisional ala Malang, kamu bisa rencanakan kunjungan ke sana.

Komentar
Posting Komentar