Self loathing atau kondisi ketika seseorang memiliki perasaan benci, jijik, atau penolakan terhadap dirinya sendiri, kini menjadi salah satu isu kesehatan mental yang paling sering muncul dalam konsultasi psikolog. Istilah ini tidak hanya menggambarkan rasa tidak percaya diri biasa, tetapi mencakup pola pikir negatif yang terus menerus dan dapat memengaruhi fungsi hidup seseorang.
Apa Itu Self Loathing Menurut Psikolog?
Psikolog mendefinisikan self loathing sebagai satu bentuk distorsi kognitif, yaitu cara berpikir yang tidak rasional dan sangat bias terhadap hal-hal negatif tentang diri sendiri. Individu merasa dirinya tidak layak, gagal, buruk, atau tidak pantas dicintai, meski tidak ada bukti objektif yang mendukung pikiran tersebut. Menurut teori psikologi kognitif, self loathing biasanya terkait dengan :
Critical inner voice (suara hati yang mengkritik secara ekstrim),
Core belief negatif, seperti “saya tidak berharga”,
Trauma masa kecil atau pengalaman penolakan,
Pola asuh yang terlalu keras atau tidak suportif,
Lingkungan sosial yang penuh tekanan.
Fakta Fakta Penting Seputar Self Loathing (Kondisi Psikologi Saat Ini)
Self Loathing Meningkat pada Generasi Muda
psikolog saat ini melihat peningkatan signifikan pada self loathing terutama pada remaja dan dewasa muda. Faktor pemicunya meliputi :
perbandingan diri yang intens melalui media sosial,
standar kesuksesan dan kecantikan yang tidak realistis,
tekanan akademik dan ekonomi.
Walau tidak selalu berhubungan langsung dengan depresi, self loathing adalah salah satu pemicu utama munculnya gejala depresi dan kecemasan.
Self Loathing Sangat Dipengaruhi oleh Distorsi Kognitif
beberapa distorsi kognitif yang paling sering ditemukan pada individu dengan self loathing meliputi :
Labeling
“Saya ini bodoh,” “Saya gagal.”
Overgeneralization
satu kesalahan dianggap mencerminkan seluruh hidup.
Mental filter
hanya fokus pada kekurangan dan mengabaikan kelebihan.
Perfectionism
standar diri terlalu tinggi sehingga diri sendiri dianggap selalu gagal.
Psikolog menilai bahwa perubahan cara berpikir merupakan kunci utama pemulihan.
Kondisi Ini Dapat Memengaruhi Aspek Fisik dan Sosial
self loathing bukan sekadar masalah pikiran, tetapi bisa berdampak pada :
kesulitan tidur,
penurunan motivasi,
menarik diri dari pergaulan,
gangguan makan,
penurunan produktivitas kerja atau sekolah.
Dalam kasus tertentu, self loathing yang berat dapat memicu perilaku merusak diri.
Banyak Orang Tidak Menyadari Mereka Mengalami Self Loathing
psikolog menemukan bahwa sebagian besar klien awalnya hanya merasa “kurang percaya diri” atau “tidak puas dengan diri sendiri.” Namun setelah evaluasi, ternyata pola pikir negatif tersebut sudah kronis dan memengaruhi seluruh pandangan hidup. Tanda tanda umum yang sering muncul :
sulit menerima pujian,
merasa bersalah atas hal kecil,
merasa tidak pantas mendapatkan kebahagiaan,
sering mengulang kesalahan dalam pikiran.
Pola Asuh dan Pengalaman Masa Kecil Bisa Menjadi Pemicu Besar
fakta psikologis menunjukkan bahwa anak yang tumbuh bersama :
orang tua yang selalu merendahkan,
kurang afeksi,
sering dibandingkan dengan saudara atau orang lain,
lingkungan penuh bullying,
cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan self loathing saat dewasa.
Self Loathing Bukan Identitas, Melainkan Pola Belajar
psikologi modern menekankan bahwa membenci diri sendiri bukan sifat bawaan, melainkan hasil proses belajar dari pengalaman negatif atau pola pikir yang terus diperkuat. Artinya, kondisi ini bisa diubah melalui terapi dan dukungan yang tepat. Misalkan ada beberapa terapi diantaranya :
Terapi Efektif untuk Mengatasi Self Loathing
psikolog biasanya merekomendasikan beberapa pendekatan :
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk mengubah pola pikir negatif,
Mindfulness Based Therapy untuk meningkatkan kesadaran emosi,
Self compassion practice untuk melatih sikap menerima diri,
Trauma focused therapy bila penyebabnya berasal dari pengalaman traumatis.
Kesimpulan
Self loathing adalah kondisi psikologis yang serius namun sering tidak disadari oleh penderitanya. Psikolog memandang bahwa kondisi ini merupakan hasil dari distorsi kognitif, pengalaman negatif, dan tekanan sosial yang terus menerus. Fakta pentingnya adalah self-loathing dapat dipulihkan, terutama ketika individu mulai memahami akar masalahnya dan mendapatkan dukungan profesional yang tepat.
Komentar
Posting Komentar