Kasus siswa yang terpositif narkoba, terutama jika jumlahnya mencapai 15 siswa atau lebih, sering menimbulkan kekhawatiran besar bagi pihak sekolah, orang tua, maupun masyarakat. Namun, menurut pandangan para sosiolog, mengeluarkan siswa dari sekolah bukanlah solusi terbaik. Pendekatan represif justru dapat memperburuk keadaan dan mendorong siswa semakin jauh dari lingkungan positif.
Sekolah sebagai Ruang Rehabilitasi Sosial
sosiolog menekankan bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga tempat pembentukan karakter sosial. Ketika siswa dikeluarkan, mereka kehilangan jaringan sosial yang sehat dan cenderung jatuh ke lingkungan yang lebih berisiko.
Solusinya yang terpositif :
Membuat program rehabilitasi internal bekerja sama dengan BNN atau lembaga rehabilitasi.
Menyediakan konseling intensif bagi siswa yang terlibat.
Menjadikan sekolah sebagai “zona pemulihan” yang membantu, bukan menghukum.
Pendekatan Restoratif, Bukan Punitive
sosiolog menilai bahwa hukuman seperti pengeluaran siswa hanya memindahkan masalah, bukan memperbaikinya. Pendekatan restorative justice (keadilan restoratif) dinilai lebih manjur.
Program yang dapat diterapkan :
Diskusi kelompok terarah (FGD) yang melibatkan siswa, guru, dan konselor.
Penyusunan kontrak belajar baru yang mengikat secara moral.
Kegiatan sosial untuk membangun tanggung jawab dan identitas positif.
Melibatkan Orang Tua dan Komunitas
masalah penyalahgunaan narkoba tidak hanya bersumber dari individu siswa, tetapi juga dari kondisi keluarga dan lingkungan sekitar. Sosiolog menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak.
Langkah langkah Untuk Menganangi Terpositif
Mengadakan workshop parenting untuk mengenali tanda tanda penyalahgunaan.
Membentuk komunitas peduli narkoba di lingkungan sekolah.
Memperkuat kontrol sosial informal, seperti dukungan tetangga atau tokoh masyarakat.
Membangun Lingkungan Sekolah yang Lebih Aman
menurut teori sosiologi deviasi, perilaku menyimpang bisa muncul karena lemahnya kontrol sosial dan kurangnya aktivitas positif.
Solusi yang dapat diterapkan :
Memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler untuk membangun keterikatan siswa.
Memasang sistem pengawasan internal, seperti konselor keliling atau mentor sebaya.
Menciptakan kampanye anti narkoba yang kreatif, bukan menakut-nakuti.
Rehabilitasi Sosial Berbasis Pendidikan
jika jumlah siswa yang terlibat mencapai 15 orang atau lebih, ini menunjukkan adanya masalah struktural, bukan hanya personal. Sekolah harus mengubah pendekatan pendidikannya terkait penyalahgunaan narkoba.
Program yang disarankan :
Kelas edukasi tentang bahaya narkoba berbasis pengalaman (peer education).
Kolaborasi dengan mantan pecandu yang sudah pulih untuk berbagi kisah inspiratif.
Pelibatan tenaga ahli sosiologi untuk menganalisis akar penyebab kasus di sekolah.
Kesimpulan
Menurut para sosiolog, mengeluarkan siswa yang terpositif narkoba bukan solusi yang manusiawi maupun efektif. Penyalahgunaan narkoba pada remaja merupakan persoalan sosial yang harus ditangani dengan pendekatan edukatif, rehabilitatif, dan kolaboratif. Dengan menjadikan sekolah sebagai ruang pemulihan dan penguatan karakter, bukan sekadar tempat penegakan disiplin, kita dapat membantu siswa kembali ke jalur yang benar tanpa merusak masa depan mereka. Ini bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah tanggung jawab sosial.
Komentar
Posting Komentar