Postingan Utama

Yang Pingin Sate Legendaris Malang Dan Kopi Jadulnya, Kami Rekomendasikan Kini Sudah Ada Di Jakarta Timur

  Di kawasan Jakarta Timur sekarang banyak warung sate yang bisa dibilang “legendaris”,  warung warung yang telah bertahan puluhan tahun dan tetap digemari banyak orang. Salah satu yang terkenal adalah Warung Sate Haji Giyo berdiri sejak 1985, dikenal dengan sate kambing besar, daging empuk, dan bumbu kecap manis pedas yang khas. Lalu ada Sate Kambing Haji Nawi (sejak 1982), dengan potongan sate kambing tebal dan juicy, serta tersedia juga sate ayam bercita rasa tradisional. Jangan lupa Sate Blora Cirebon  menawarkan sate kambing maupun ayam dengan bumbu gurih khas, dan pilihan menu tambahan seperti tongseng, gulai, sampai sop kambing. Sate sate dari warung warung ini menarik karena dagingnya empuk, potongannya tebal, dan cita rasa bumbunya kuat. Cocok bagi kamu yang rindu “sate jadul” ala warung tradisional. Kalau kamu sekarang di Jakarta Timur, tempat tempat ini layak banget buat jadi tujuan makan malam atau nongkrong bareng teman atau keluarga. Kopi Jadul dari Malang K...

Kota Vang Vang Di Laos Menjadi Saingan Indonesia, Dan Thailand "Dikarenakan Persaingan Kebersihan Destinasi ASEAN"

 


Mengapa Kebersihan Destinasi Semakin Penting?

Di era pariwisata masa kini, bukan hanya pemandangan atau budaya yang menjadi daya tarik kebersihan, kelestarian lingkungan, dan pengelolaan wisata yang bertanggung jawab juga menjadi kriteria utama. Salah satu wujud nyata upaya ini adalah program ASEAN Clean Tourist City Award (Standar Kota Wisata Bersih ASEAN), yang menetapkan indikator seperti pengelolaan lingkungan, fasilitas umum, kebersihan ruang publik, keamanan wisatawan, dan infrastruktur yang memadai. 
Karena itu, berbagai kota di kawasan ASEAN kini “bersaing” untuk menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menarik tetapi juga bersih, aman, dan berkelanjutan. Termasuk di antaranya kota-kota di Indonesia, Thailand, dan juga satu kota mencuri perhatian di Laos (Vang Vieng). Berikut ini kita ulas secara khusus fenomena di Vang Vieng (Laos) sebagai “incaran terbersih” kawasan ASEAN, lalu kita bandingkan dengan kondisi di Thailand :
Latar Belakang Dan Tantangan
Vang Vieng adalah salah satu kota wisata populer di Laos (Lao PDR) yang menawarkan pemandangan pegunungan karst, sungai Nam Song River, laguna biru, dan aktivitas wisata alam yang cukup ramai. Popularitas membawa tantangan dalam volume wisatawan yang besar dari peningkatan sampah, konsumsi plastik sekali pakai, pembuangan organik yang belum optimal. Seperti diproyeksikan bahwa kota ini menghasilkan sekitar 16.000 ton sampah per tahun akibat kombinasi penduduk lokal dan wisatawan. Pemerintah Laos dan lembaga regional mengakui bahwa pengelolaan limbah dan fasilitas wisata menjadi titik kritis. 
Inisiatif Kebersihan Dan Keberlanjutan
melalui proyek AMUSE Project (ASEAN Municipal Solid Waste Management Enhancement) yang dipimpin oleh Global Green Growth Institute (GGGI) bersama Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Laos, Vang Vieng mulai menerapkan sistem pengelolaan limbah inovatif: sumber-terpisah, bank daur ulang (recycling banks) di hotel/restaurant, pengolahan limbah organik, dan pelatihan sektor pariwisata. Hasil konkret dari tercatat ada 75 bank daur ulang yang ditempatkan di bisnis wisata (hotel,restoran, dan guesthouse). Setiap bulan berhasil memulihkan sekitar 108 ton material daur ulang. Vang Vieng sedang dievaluasi untuk “ASEAN Clean Tourist City Award 2026”. Dari evaluasi awal, Vang Vieng memperoleh skor sekitar 70 % dalam aspek kebersihan, pengelolaan limbah, fasilitas publik, kawasan hijau, dan kesiapan wisatawan. 
Mengapa Menjadi “Incara Terbersih?"
karena transformasi yang cukup nyata dari kota wisata yang sebelumnya lebih dikenal sebagai tempat pesta trubuk menjadi destinasi yang mengutamakan kebersihan dan keberlanjutan. Upaya kolektif antara pemerintah lokal, sektor swasta wisata (hotel, restoran), dan lembaga internasional memberi daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman “wisata ramah lingkungan”. Jika berhasil memperoleh penghargaan ASEAN, reputasi Vang Vieng sebagai destinasi bersih dan berkualitas akan makin menguat yang bisa menarik segmen wisatawan baru: keluarga, senior, maupun wisatawan yang mengedepankan nilai keberlanjutan.
Tips Berwisata ke Vang Vieng dengan Prinsip Kebersihan
pilih akomodasi atau operator tur yang memiliki sertifikasi atau inisiatif daur ulang dan ramah lingkungan. Ikut serta sebagai wisatawan yang bertanggung jawab: buang sampah pada tempatnya, hindari plastik sekali pakai, pilih aktivitas yang tidak merusak alam (hiking, kayaking, bukan hanya pesta). Waktu terbaik ada di pagi hari atau akhir musim hujan, ketika udara lebih segar dan pemandangan lebih bersih. Antisipasi fasilitas umum: meski sudah banyak peningkatan, tetap bawa air minum sendiri dalam botol isi ulang dan periksa fasilitas toilet karena di beberapa lokasi wisata masih dalam tahap pembenahan. Beberapa Contoh Kota Thailand :
Hua Hin (Provinsi Prachuap Khiri Khan) menerima penghargaan “Clean Air for Small Cities” dari ASEAN pada September 2025. Hua Hin juga memperoleh “ASEAN Clean Tourist City Standard 2024-2026” untuk komitmen dalam pariwisata bersih dan keberlanjutan, Ada Beberapa kota lainnya seperti Thung Song dan Pak Kret juga mendapat pengakuan dari program lingkungan kota berkelanjutan ASEAN. 
Arti  Dan Makna bagi Wisatawan
penghargaan tersebut menandakan bahwa kota-kota tersebut tidak hanya bersih secara visual tetapi memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang baik untuk fasilitas publik, ruang hijau, udara bersih, pengelolaan limbah. Yang semuanya berkontribusi pada pengalaman wisata yang lebih nyaman. Bagi wisatawan memilih kota yang sudah diakui secara ASEAN memberi jaminan kualitas yang lebih tinggi. Meskipun sudah ada penghargaan, bukan berarti tidak ada tantangan. Tetap perlu kewaspadaan terhadap standar turisme massal, kelebihan kapasitas wisata, dan dampak terhadap lingkungan.
Perbandingan Untuk Vang Vieng (Laos) Juga Persaingan Kota kota di Thailand
aspek Vang Vieng (Laos) Kota Thailand (misalnya Hua Hin), status saat ini sedang dalam proses evaluasi untuk ASEAN Clean Tourist City Award 2026, berhasil skor 70 % awal. Memperoleh penghargaan dan standar ASEAN (Clean Tourist City Standard dan Clean Air) di beberapa kota. Limbah wisata dan penerapan ekonomi sirkular di kota wisata kecil. Lingkungan perkotaan yang lebih luas: udara bersih, ruang hijau, infrastruktur wisata dan kota. Tantangan terbesar volume wisatawan + limbah + infrastruktur terbatas → harus “mengejar” standar. Meski sudah diakui, tantangannya tetap: menjaga konsistensi, mengelola overtourism, meningkatkan keberlanjutan jangka panjang.Peluang wisatawan menjadi “destinasi bersih” yang lebih otentik dan belum terlalu ramai dibanding destinasi massal di Thailand. Destinasi yang lebih matang dan aman dari segi pengelolaan kota, cocok bagi wisatawan yang mencari kenyamanan dan fasilitas lebih lengkap.
Implikasi bagi Wisatawan Indonesia
sebagai wisatawan dari Indonesia, berikut beberapa hal yang bisa diperoleh dari persaingan dan upaya kota kota ini :
Inspirasi tujuan alternatif
jika Anda ingin mencoba destinasi yang “baru” dan sedang naik daun dari sisi wisata bersih dan hijau Vang Vieng bisa jadi pilihan.
Standar kualitas
penghargaan ASEAN menunjukkan bahwa destinasi tersebut telah melalui proses evaluasi terhadap kebersihan, fasilitas publik, dan keamanan. Menjadi acuan dalam memilih kota wisata.
Sadar kolektif
kebersihan kota bukan hanya urusan pemerintah kota, tetapi juga wisatawan, pelaku wisata (hotel/restoran), dan masyarakat lokal. Wisata yang bertanggung jawab makin penting.
Perbandingan nilai wisata
kota yang telah terstandar bisa jadi sedikit lebih mahal atau lebih “tertata", sedangkan yang masih berkembang (seperti Vang Vieng) mungkin menawarkan pengalaman berbeda, lebih “alamiah”, namun dengan risiko fasilitas yang belum sempurna.

Kesimpulan
Persaingan kota kota di ASEAN untuk menjadi destinasi wisata terbersih dan terkelola dengan baik bukan sekadar kompetisi reputasi, tetapi juga wujud nyata dari transformasi pariwisata menuju keberlanjutan.
Vang Vieng di Laos menunjukkan bahwa bahkan kota wisata yang sebelumnya menghadapi tantangan besar bisa berupaya berubah dan memperoleh pengakuan. Sementara di Thailand, beberapa kota sudah berada di posisi mapan dalam hal standar kebersihan dan pengelolaan kota wisata.

Komentar