Postingan Utama

Yang Pingin Sate Legendaris Malang Dan Kopi Jadulnya, Kami Rekomendasikan Kini Sudah Ada Di Jakarta Timur

  Di kawasan Jakarta Timur sekarang banyak warung sate yang bisa dibilang “legendaris”,  warung warung yang telah bertahan puluhan tahun dan tetap digemari banyak orang. Salah satu yang terkenal adalah Warung Sate Haji Giyo berdiri sejak 1985, dikenal dengan sate kambing besar, daging empuk, dan bumbu kecap manis pedas yang khas. Lalu ada Sate Kambing Haji Nawi (sejak 1982), dengan potongan sate kambing tebal dan juicy, serta tersedia juga sate ayam bercita rasa tradisional. Jangan lupa Sate Blora Cirebon  menawarkan sate kambing maupun ayam dengan bumbu gurih khas, dan pilihan menu tambahan seperti tongseng, gulai, sampai sop kambing. Sate sate dari warung warung ini menarik karena dagingnya empuk, potongannya tebal, dan cita rasa bumbunya kuat. Cocok bagi kamu yang rindu “sate jadul” ala warung tradisional. Kalau kamu sekarang di Jakarta Timur, tempat tempat ini layak banget buat jadi tujuan makan malam atau nongkrong bareng teman atau keluarga. Kopi Jadul dari Malang K...

Fakta Ataupun Mitos Yang Terjadi, Sudah Menjadi Misteri Yang Sudah Terpecahkan Atau Belum Sama Sekali "Mari Cari Tahu Misteri 5.200 Lubang Di Pegunungan Andes (Peru) Atau Gunung Ular Ini Sudah Terpecahkan"

 


Di lereng pegunungan Andes, tepatnya di wilayah selatan Peru, terdapat sebuah formasi aneh di sekitar 5.200 lubang yang dipahat secara rapi ke lereng bukit di situs yang dikenal sebagai Monte Sierpe (dalam bahasa Spanyol berarti “Gunung Ular”, atau secara informal “Band of Holes”).  Lubang lubang ini memiliki lebar sekitar 1 hingga 2 meter dan kedalaman rata rata antara 0,5 hingga 1 meter. Formasi ini terbentang di wilayah yang cukup luas, dan pertama kali perhatian dunia tertuju pada situs ini ketika foto udara muncul di majalah National Geographic pada tahun 1933. Karena bentuknya dan lokasi lereng bukit, masyarakat lokal maupun peneliti sempat menyebutnya “Gunung Ular”, karena barisan lubang tampak seperti tubuh ular dari udara. Dengan keanehan jumlah dan keteraturan lubang lubang tersebut, situs ini selama bertahun tahun menjadi misteri arkeologi dengan siapa yang membuatnya, kapan, dan untuk apa?

Penelitian Terbaru Dan Temuan
Penelitian terbaru yang dipimpin oleh arkeolog Jacob Bongers dari University of Sydney memberikan petunjuk kuat mengenai fungsi situs ini. Beberapa temuan utama :
Analisis menggunakan drone menghasilkan pemetaan yang menunjukkan lubang lubang itu tersusun dalam blok-blok teratur, dipisahkan oleh ruang kosong menunjukkan bukan hasil alam semata. Sampel serbuk sari dan sisa bahan organik dari dalam lubang menunjukkan keberadaan tanaman pangan seperti jagung, serta bahan seperti bulrush atau willow yang biasa digunakan untuk membuat keranjang anyaman.  Penanggalan menunjukkan situs ini berasal dari Periode Menengah Akhir Peru (sekitar 1000 sampai 1400 M), dan digunakan terus hingga periode Kekaisaran Inca (~1400 sampai 1532 M).  Peneliti mengajukan hipotesis bahwa situs ini mungkin berfungsi sebagai pasar terbuka atau tempat pertukaran komoditas pada masyarakat pra-Inca, dan kemudian oleh bangsa Inca dimanfaatkan sebagai sistem pencatatan atau akuntansi, mirip konsep “spreadsheet” besar untuk barang hasil bumi atau upeti. 

Apakah Ini Fakta atau Masih Mitos?
Berdasarkan temuan di atas, kita bisa menyimpulkan beberapa hal :
Fakta yang cukup kuat
situs Monte Sierpe benar adanya, dan lubang-lubang tersebut punya struktur manusiawi yang terorganisir, bukan formasi alam biasa.
analisis ilmiah (drone, sisa tanaman, penanggalan) memberikan bukti bahwa lubang-lubang itu dibuat oleh manusia dan digunakan dalam konteks sosial/ekonomi.
penjelasan bahwa lubang digunakan sebagai semacam pusat pertukaran atau penyimpanan barang oleh masyarakat kuno memiliki dukungan cukup baik.
Aspek yang masih terbuka atau “mitos” dalam arti belum 100% terpecahkan
meskipun fungsi “pasar + akuntansi” adalah hipotesis yang paling masuk akal saat ini, masih belum ada konsensus definitif atau bukti artefak tulisan atau rekaman yang menjelaskan secara terbuka “ini lubang untuk pasar”. Penulis penelitian sendiri menyebut masih ada banyak pertanyaan terbuka.  Ada pertanyaan besar seperti mengapa situs seperti ini hanya ada di satu lokasi?
Apakah konsepnya unik hanya di Monte Sierpe atau ada yang serupa di tempat lain? Aspek terkait nama “Gunung Ular” lebih ke penamaan lokal atau modern untuk gambaran visual, bukan bukti bahwa lubang-lubang ini mempunyai hubungan dengan ular atau mitos ular. Jadi, bisa dikatakan bahwa misteri sebagian besar terpecahkan dalam arti fungsi utama lubang sangat mungkin sudah diketahui bukan mitos belaka, tetapi tidak semua aspek terjawab secara mendetail, sehingga masih ada elemen “tunggu penelitian lanjutan”.

Kesimpulan
Situs Monte Sierpe (Gunung Ular) dengan sekitar 5.200 lubang bukan sekadar mitos atau cerita rakyat, ini adalah kenyataan arkeologis yang nyata dengan bukti ilmiah. Fungsi lubang lubang itu kini diyakini sebagai pusat pertukaran dan sistem akuntansi bagi masyarakat kuno (pra Inca dan Inca) di Peru. Namun, karena beberapa detail masih belum sepenuhnya jelas, maka karakter misterinya masih menyisakan ruang penelitian.

Komentar