Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kuliner Indonesia diramaikan dengan berbagai tren makanan dan minuman kekinian yang viral di media sosial. Mulai dari minuman boba, croffle, es kopi susu literan, sampai nasi goreng keju mozzarella, semuanya pernah menjadi primadona dan diserbu masyarakat. Namun, muncul pertanyaan besar: apakah tren kuliner viral seperti ini bisa bertahan dalam jangka panjang, atau hanya sekadar sensasi sesaat?
Fenomena Makanan Viral dan Peran Media Sosial
Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi mesin utama di balik viralnya kuliner kekinian. Satu video review makanan dengan jutaan penonton dapat langsung membuat antrean panjang di warung atau kafe yang sebelumnya sepi. Estetika visual, keunikan rasa, dan daya tarik nama menu seringkali menjadi faktor utama yang membuat kuliner tersebut viral.
Contohnya, croffle (croissant waffle) yang awalnya viral di Korea Selatan, kemudian meluas ke berbagai negara termasuk Indonesia. Banyak pengusaha kuliner memanfaatkan momentum ini untuk membuka bisnis serupa.
Tantangan dalam Mempertahankan Tren
Meski viral bisa membawa keuntungan besar dalam waktu singkat, mempertahankannya bukanlah hal mudah. Tren kuliner sangat cepat berubah, mengikuti arus minat konsumen yang dinamis. Ketika tren baru muncul, makanan viral sebelumnya sering kali ditinggalkan.
Banyak pelaku usaha yang tidak siap menghadapi perubahan ini, sehingga usahanya hanya bertahan beberapa bulan. Faktor lain seperti kualitas rasa yang tidak konsisten, harga yang tidak kompetitif, dan inovasi yang berhenti di tengah jalan juga bisa membuat tren tersebut meredup.
Kunci agar Tren Bisa Bertahan
Beberapa bisnis kuliner sukses membuktikan bahwa makanan viral bisa bertahan lama jika dikelola dengan strategi yang tepat. Kuncinya antara lain :
Inovasi berkelanjutan
menciptakan varian baru agar konsumen tidak bosan.
Fokus pada rasa dan kualitas
bukan hanya tampilan atau gimmick.
Membangun merek yang kuat
agar konsumen tetap loyal meski tren berganti.
Adaptasi terhadap pasar
mengikuti kebutuhan dan selera lokal tanpa kehilangan ciri khas.
Misalkan minuman kopi susu kekinian yang sempat viral beberapa tahun lalu masih bisa bertahan karena banyak merek beradaptasi dengan selera konsumen, memperbaiki kualitas kopi, dan memperluas konsep gerai.
Masa Depan Kuliner Viral
Di era digital yang serba cepat, tren kuliner akan terus berubah, namun bukan berarti makanan viral tak punya masa depan. Mereka yang mampu berinovasi dan menjaga keaslian produk akan tetap eksis.
Tren masa depan kemungkinan akan berfokus pada kuliner sehat, ramah lingkungan, dan berbasis lokal, sejalan dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kesehatan dan keberlanjutan.
Kesimpulan
Tren kuliner kekinian adalah cerminan kreativitas dan dinamika industri makanan modern. Meski sebagian besar hanya bersinar sementara, ada pula yang berhasil menjelma menjadi bagian dari budaya makan sehari-hari. Kuncinya ada pada kemampuan pelaku usaha untuk bertransformasi dari “sekadar viral” menjadi “ikon kuliner jangka panjang.”
Komentar
Posting Komentar