Postingan Utama

Yang Pingin Sate Legendaris Malang Dan Kopi Jadulnya, Kami Rekomendasikan Kini Sudah Ada Di Jakarta Timur

  Di kawasan Jakarta Timur sekarang banyak warung sate yang bisa dibilang “legendaris”,  warung warung yang telah bertahan puluhan tahun dan tetap digemari banyak orang. Salah satu yang terkenal adalah Warung Sate Haji Giyo berdiri sejak 1985, dikenal dengan sate kambing besar, daging empuk, dan bumbu kecap manis pedas yang khas. Lalu ada Sate Kambing Haji Nawi (sejak 1982), dengan potongan sate kambing tebal dan juicy, serta tersedia juga sate ayam bercita rasa tradisional. Jangan lupa Sate Blora Cirebon  menawarkan sate kambing maupun ayam dengan bumbu gurih khas, dan pilihan menu tambahan seperti tongseng, gulai, sampai sop kambing. Sate sate dari warung warung ini menarik karena dagingnya empuk, potongannya tebal, dan cita rasa bumbunya kuat. Cocok bagi kamu yang rindu “sate jadul” ala warung tradisional. Kalau kamu sekarang di Jakarta Timur, tempat tempat ini layak banget buat jadi tujuan makan malam atau nongkrong bareng teman atau keluarga. Kopi Jadul dari Malang K...

Kisah Inspiratif Dari Cerita Seorang Guru Sekolah Darurat Gaza Bisa Ke Kampus Negara Inggris

 


Awal Kisah Inspiratif 

Di tengah kehancuran Jalur Gaza akibat konflik yang berkepanjangan, di mana sebagian besar sekolah hancur dan akses pendidikan menjadi sangat terbatas, muncul satu kisah yang menjadi sinar harapan. Seorang guru dari sekolah darurat Gaza berhasil mendapat kesempatan untuk melanjutkan studinya ke Inggris, memperlihatkan bahwa di balik puing-puing dan penderitaan, pendidikan tetap bisa menjadi jembatan menuju masa depan.

Latar Belakang Pendidikan di Gaza Setelah Krisis

Sekitar 85% sekolah di Gaza telah tidak beroperasi akibat kerusakan fisik, semasa perang. Untuk mengatasi kekurangan, lembaga seperti UNRWA membuka pusat pendidikan darurat,ratusan sekolah darurat dan tenda belajar didirikan agar anak-anak tetap bisa belajar meski dalam kondisi sangat sulit. Guru guru berjuang mereka harus mengajar di pengungsian, dengan fasilitas minim, kadang tanpa listrik, internet, atau alat tulis. 

Perjalanan Sang Guru Awal Kariernya

Guru tersebut mungkin bekerja di sekolah darurat atau sekolah pengungsi di salah satu kota di Gaza (misalnya Rafah atau Gaza City). Di tengah situasi perang, ia mengajar anak-anak yang kehilangan rumah dan sekolah mereka.

Tantangan yang Dihadapi

Kesulitan untuk menemukan ruang kelas yang aman

Kekurangan alat belajar seperti buku, alat tulis, papan tulis

Gangguan listrik dan internet

Stres dan trauma pada siswa yang menyaksikan atau mengalami kekerasan

Kesempatan Beasiswa atau Sponsor Internasional

Suatu organisasi atau universitas di Inggris menawarkan beasiswa untuk guru pengajar dari kawasan konflik

Proses seleksi bisa dilakukan atau melibatkan portofolio pengabdian, rekomendasi, bukti pengalaman mengajar dalam kondisi darurat

Persiapan dan Keberangkatan ke Inggris

Pelatihan bahasa Inggris

Pengurusan dokumen visa dan surat izin belajar, penyesuaian budaya dan akademik untuk studi di luar negeri

Studi di Inggris 

Pengalaman dan Dampak

Memperluas wawasan pedagogis

belajar metode pengajaran terbaru, bagaimana mengajar di situasi trauma, pendidikan inklusif dll

Networking antar pendidik dan lembaga internasional

Impian

kembali ke Gaza membawa ilmu untuk membangun kembali pendidikan yang hancur, mengembangkan sekolah darurat, melatih guru guru lokal

Refleksi dan Harapan

Kisah ini menjadi simbol bahwa pendidikan tetap hidup meski dihimpit krisis,

Pentingnya dukungan internasional untuk akses beasiswa dan pertukaran pendidikan bagi mereka di daerah konflik,

Perlunya perhatian terhadap kesejahteraan psikologis guru dan siswa

Kesimpulan 

Ketika sebagian besar sekolah hanyalah reruntuhan dan harapan sering samar, guru itu berjalan di jalan yang sulit, dari keadaan darurat ke ruang kelas di Inggris. Kisahnya memberitahu kita bahwa pendidikan tidak akan pernah menyerah, bahwa daya juang dan bantuan dari luar bisa membuka pintu baru bahkan dari kawasan yang terhimpit konflik. Semoga kisah seperti ini tidak hanya menjadi satu-dua; semoga lebih banyak guru dan pelajar dari Gaza atau tempat lain yang terbelenggu perang bisa meraih mimpi mereka.

Komentar