Kabar Dari Kepolisian India Sedang Menyelidiki Kasus Sembilan Kematian Anak Karena Sirup Obat Batuk Di duga Terkontaminasi
Otoritas kesehatan dan penegak hukum India tengah melakukan penyelidikan intensif terkait dugaan bahwa sekitar sembilan anak telah meninggal setelah mengonsumsi sirup batuk yang diduga terkontaminasi. Kasus ini memicu ketakutan publik atas keamanan obat anak-anak dan pengawasan kualitas produksi farmasi di negara tersebut (New Delhi).
Kronologi dan Dugaan Penyebab
Menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan India, sampel dari sirup batuk bermerek Coldrif, yang diproduksi oleh perusahaan Sresan Pharma di negara bagian Tamil Nadu, ditemukan mengandung diethylene glycol (DEG) di atas batas yang diizinkan. DEG adalah senyawa industri beracun yang jika tertelan dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan kerusakan ginjal akut.
Pemerintah pusat langsung memerintahkan penghentian penjualan dan distribusi sirup tersebut di negara bagian Madhya Pradesh, serta memblokir produk-produk lain dari perusahaan yang sama.
Otoritas negara bagian Tamil Nadu juga melakukan tindakan pengujian langsung dari pabrik Sresan Pharma dan memastikan adanya kontaminasi di fasilitas produksi.
Untuk memastikan apakah benar sirup tersebut menjadi penyebab kematian, investigasi telah diperluas menjadi inspeksi terhadap 19 pabrik obat di enam negara bagian, guna mencari kelemahan dalam pengendalian mutu dan kemungkinan pelanggaran regulasi.
Respons dari Pemerintah dan Penegak Hukum
Di Madhya Pradesh otoritas kesehatan lokal memutuskan untuk melarang penjualan sirup Coldrif dan produk lain dari Sresan Pharma.
Polisi juga telah menangkap seorang dokter di distrik Parasia, Chhindwara, yang dicurigai meresepkan sirup tersebut kepada anak-anak yang kemudian meninggal.
Investigasi sudah mencakup pengumpulan sampel obat, wawancara dengan pihak rumah sakit dan keluarga korban, serta otopsi meskipun di beberapa kasus, otopsi belum dilakukan atau tertunda karena masalah prosedural dan birokrasi.
Pemerintah pusat dan lembaga regulasi obat nasional juga mengeluarkan arahan agar seluruh negara bagian memperketat pengawasan terhadap obat sirup batuk, khususnya yang dikonsumsi oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Tantangan di Lapangan Dan Persoalan Akuntabilitas
Menurut laporan media dari Madhya Pradesh belum semua korban menjalani otopsi, meskipun beberapa keluarga menyatakan akan menerima proses tersebut. Beberapa pejabat kesehatan lokal dikritik karena lambat bertindak atau tidak langsung mengambil langkah penyelidikan forensik.
Ada juga kritik bahwa meskipun pihak Tamil Nadu segera bertindak setelah mengetahui kontaminasi, negara-negara bagian lain tampak menunggu hasil laboratorium sebelum melarang distribusi produk tersebut. Kasus ini mengundang sorotan pada masalah regulasi obat di India :
bagaimana kontrol kualitas, audit pabrik obat, transparansi distribusi, dan sistem pengawasan terpadu dapat diperkuat agar tidak ada obat berbahaya yang lolos ke pasar.
Kesimpulan untuk implikasi dan pelajaran dalam kasus ini
Insiden ini mengingatkan kembali kasus kematian anak-anak di beberapa negara akibat sirup batuk terkontaminasi dari produsen India di masa lalu, seperti yang pernah terjadi di Gambia.
Menjadi penting bagi pemerintah India untuk memperkuat standar pengujian obat, memastikan independensi laboratorium pengawas, dan memperkuat sistem pelaporan efek samping obat (pharmacovigilance).
Masyarakat dan orang tua harus lebih waspada terhadap penggunaan obat sirup batuk, terutama bagi anak-anak kecil, dan selalu mengikuti dosis yang disarankan serta membeli dari sumber terpercaya.
Komentar
Posting Komentar