Di sebuah kota kecil di Provinsi Sichuan, Tiongkok, ada pemandangan yang selalu menarik perhatian warga setiap pagi. Sebuah mobil mewah Bentley seharga sekitar 6 miliar rupiah berhenti perlahan di depan sebuah restoran sederhana. Dari dalam mobil itu keluar seorang nenek berusia 60 tahun, mengenakan pakaian kerja sederhana, membawa tas kecil berisi sarung tangan dan celemek. Ia bukan pemilik restoran itu, apalagi seorang pengusaha kaya. Ia hanyalah seorang tukang cuci piring.
Namanya nenek itu Li Hua. Selama lebih dari 10 tahun, ia bekerja di restoran kecil tersebut, mencuci piring dari pagi hingga siang. Namun yang membuat orang-orang heran bukan pekerjaannya, melainkan cara ia berangkat kerja. Diantar setiap hari oleh mobil supermewah milik cucunya.
Awal Kisah yang Sederhana
Li Hua hidup sederhana sejak muda. Ia membesarkan anak-anaknya sendirian setelah suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan di pabrik. Demi menyekolahkan kedua anaknya, Li Hua bekerja apa saja seperti menjadi buruh, membersihkan rumah orang, hingga mencuci piring di restoran. Ia tidak pernah mengeluh, meski penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan harian.
Berkat kerja keras dan keteguhan hatinya, anak-anak Li Hua tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Salah satu anaknya berhasil membangun perusahaan kecil yang kemudian berkembang pesat. Namun, meski kini keluarganya hidup berkecukupan, Li Hua menolak berhenti bekerja.
“Saya tidak mau hanya duduk di rumah. Saya merasa hidup kalau bisa bekerja dan bergaul dengan orang lain,” kata Li Hua kepada media lokal.
Bentley yang Jadi Sorotan
Cucunya, yang kini menjadi pengusaha sukses di Chengdu, merasa bangga sekaligus khawatir pada sang nenek. Ia sering meminta neneknya untuk beristirahat di rumah, namun Li Hua tetap bersikeras melanjutkan rutinitasnya. Akhirnya sang cucu membuat kesepakatan: nenek boleh tetap bekerja, tapi ia akan diantar dan dijemput setiap hari dengan mobil Bentley agar lebih aman dan nyaman.
Sejak saat itu, warga sekitar terbiasa melihat pemandangan kontras itu: mobil mewah berhenti di depan restoran kecil, dan seorang nenek sederhana turun dengan senyum hangat. Banyak yang awalnya mengira ia pemilik restoran atau orang kaya yang sedang membantu. Tapi ketika mereka tahu kenyataannya, rasa kagum segera muncul.
Makna di Balik Kesederhanaan Dan Kita Ambil Nikmah Dari Kisah Ini
Meski kehidupannya kini bisa dibilang serba cukup, Li Hua tetap hidup dengan prinsip lama dengan kerja keras, kesederhanaan, dan rasa syukur. Ia tidak peduli pada pandangan orang, baginya bekerja bukan sekadar mencari uang, tetapi juga cara untuk menjaga semangat hidup.
“Saya tidak malu mencuci piring. Pekerjaan ini membuat saya merasa berguna,” ujarnya dengan senyum tulus.
Kisah Li Hua menjadi viral di media sosial Tiongkok. Banyak yang terinspirasi oleh sikap rendah hati dan semangatnya. Ia membuktikan bahwa kemewahan sejati bukan diukur dari mobil yang ditumpangi, melainkan dari ketulusan hati dan kesungguhan dalam menjalani hidup.
Komentar
Posting Komentar