Hari ini makan siang di Plaza Senayan. Karena hari Jumat, tanggal gajian pula, food court cukup ramai di makan siang dengan menu Korean Foods lumayan untuk inspirasi jenis makanan baru. Disebelah meja, ada 3 orang wanita kantor yang sedang memesan makanan juga. Biasalah…dewi dewi atau cewek cewek gosiplah mereka. Ceritanya tentang teman mereka Lidya. Lidya baru pulang dari Bali, terpajang di instagram nya. Masing masing memberikan pendapatnya tentang posting dara yang bernama Lidya itu.
Duduk di samping mereka, jadi mikir…Hmm apa salah Lidya coba. Kalau ternyata Lidya irit di makanan tapi punya baju kerja kantor baru atau tas baru atau sepatu baru bahkan travelling ke Bali, apa salahnya? Mungkin itu cara Lidya untuk menggunakan uangnya. Itu tentang pilihan cara hidup dia.
Coba perhatikan berapa besar uang yang dikeluarkan untuk makan siang atau nongkrong di café dalam sebulan. Pukul rata sekali makan siang Rp 70.000 atau paling sedikit Rp 50.000 dikalikan 25 hari kerja sekitar Rp 1,250,000 - 1750,000 sebulan. Kebayang kan, jadi kalau Lidya memilih untuk membeli baju atau tas daripada makan siang, ya hak Lidya juga untuk membelanjakan gaji bulanannya. Belum ke café bisa Rp. 120.000 per sekali datang, coba saja hitung berapa pengeluaran untuk nongkrong tersebut.
Kembali soal pilihan gaya hidup. Lidya sengaja memilih untuk menggunakan uangnya untuk berlibur ke Bali, dengan menghemat makan siang, apa salah dia juga? Dara dara itu entah mengapa iri terhadap postingan instagram Lidya. Ternyata Instagram sudah merupakan kebutuhan sekali bagi insan- insan muda saat ini. Ketika postingan hits, aduh girangnya luar biasa.
Persaingan tak terlihat muncul di mana mana,
Peer Pressure memang terjadi dimana mana di semua tingkatan usia, dan sekarang lebih intens dibandingkan dengan jaman sebelum social media hadir. Perlu disadari bahwa masing masing individu itu berbeda. Perbedaan cara berpikir, perbedaan prioritas, perbedaan cara pengambilan keputusan. Jadi butuh sebuah kematangan bertindak saat ini , bahwa masing masing individu berhak menjadi berbeda.
Sosial Media membuat orang hanya boleh berpihak ke satu sisi. Dimana sisi yang berseberangan menjadi kontra atau musuh kita. Tidak harus begitu kan. Ini baru tentang makan siang, belum tentang pilihan yang lain. Ketika makan siang membuat seseorang tersingkir dari sosialitasnya hanya karena
pilihannya mengelola uang.
Coba bikin ceritamu. Prioritas uang gajianmu kemana?
Menurut mereka Lidya itu sering sulit diajak makan siang, dan kalau ada yang titip makanan selalu dia tidak belikan. Bahkan Lidya sering membawa makanan dari rumah. Mereka menertawakan kebiasaan Lidya yang makan di warung. Bahkan menyindir Lidya, ternyata waktu hari Jumat lalu saat ke Grand indonesia ternyata Lidya sudah makan siang duluan baru ke Mall. Mereka menyindir Lidya habis habisan. Dikatakan pelit lah, ternyata dia hedo tapi kalau tentang makanan irit.
selanjutnya pengunjung media kami masih membahas tentang hiburan cerita di tengah permasalahan yang kita hadapi tahun ini, mau tahu cerita apa aja yang ada di hiburan ini. Sebelumnya kami minta dukungan lagi dari para pengunjung media ini, biar kami terus memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengunjung media...
Terima kasih atas kunjungannya
Komentar
Posting Komentar