Di dunia yang suka menimbang,
Cinta sering kali diadili,
Katanya,
Usia harus seimbang,
Status harus serupa, serasi,
Dan sepaham hati.
Namun cinta tak lahir dari akta,
Tak tumbuh dari tanggal lahir,
Dan tak pernah menanyakan gaji,
Sebelum berani jatuh hati.
Ada yang tua mencintai muda,
Bukan karena raga,
Tapi karena jiwa yang masih bergetar sama.
Ada yang sederhana mencintai bangsawan,
Bukan karena harta,
Tapi karena hati yang sama sama berkorban.
Mereka berkata,
“Tak pantas,
Tak sepadan,
Tak mungkin!”
Tapi siapa bisa mengukur rasa?,
Cinta bukan soal izin sosial,
Ia tumbuh di ruang sunyi antara dua hati yang saling paham.
Usia hanya angka,
Status hanya label,
Yang benar benar hidup,
Adalah rasa yang berani melawan aturan beku.
Maka biarlah cinta berjalan tanpa peta,
Biarlah hati memilih tanpa syarat,
Karena di ujung segalanya,
Yang abadi bukan status,
Melainkan jiwa yang pernah berani mencinta,
Tanpa pandang usia,
Tanpa pandang status.
"Dalam hal status dimana pun orang pasti mengutamakannya, baik pernikahan atau jabatan. Orang yang sudah mengutamakan statusnya berarti haknya untuk menunjukan siapa jati diri tanpa harus memandang sekitarnya, tapi orang yang tidak mendang dirinya berstatus dengan hati terbuka berarti orang itu mudah memahami sekitarnya"
Komentar
Posting Komentar