Ada luka yang singgah,
Bukan karena diundang,
Tapi karena hidup tak selalu ramah,
Datang membawa kabar yang tak ingin didengar.
Hati berontak,
Tak terima,
Mengapa aku yang harus menanggung?
Mengapa garis nasib tak bisa dipilih?
Namun waktu berbisik pelan,
"Tak semua bisa kau genggam,
Ada yang harus dilepas,
Ada yang hanya bisa kau pelajari."
Menerima bukan berarti pasrah,
Tapi belajar berdiri tanpa menyangkal,
Bahwa hujan tetap turun meski kau Benci basah,
Bahwa malam tetap datang meski kau rindukan terang.
Tak terima itu wajar,
Karena hati manusia bukan baja,
Tapi menerimai itu dewasa,
Karena jiwa belajar merangkul luka.
Pada akhirnya,
Menerima tak terima adalah perjalanan,
Antara air mata dan senyum yang dipaksa,
Antara menolak dan belajar berdamai.
Dan di ujung segala rasa,
Kita tahu,
Hidup tak selalu sesuai doa,
Tapi selalu memberi makna.
"Dalam hidup sering kali kita berhadapan dengan sesuatu yang tidak sesuai harapan. Ada kalanya hati ingin menolak, tapi waktu memaksa untuk menerima. Inilah perjalanan batin: antara "menerima" dan "tak terima". Puisi berikut mencoba menangkap rasa itu, agar kita bisa melihat makna di balik setiap peristiwa"
Komentar
Posting Komentar