Informasi Pengguna Aplikasi WhatsApp Harus Berhati Hati Karena Penyelidikan Dan Peringatan FBI Ditemukan Modus Penipuan Baru
FBI dan IC3 (Internet Crime Complaint Center) melaporkan gelombang penipuan yang semakin canggih. Sering memanfaatkan WhatsApp, SMS, panggilan suara palsu, dan teknologi AI (deepfake suara atau teks). Pelaku mengaku sebagai pejabat pemerintah, keluarga, atau layanan resmi lalu meminta korban mengklik tautan, memasukkan kode, atau mentransfer uang. Laporan resmi dan investigasi terkait turut menunjukkan bahwa platform seperti WhatsApp juga menjadi jalur utama penyebaran dan rekrutmen akun penipuan.
Bagaimana modusnya bekerja dalam aplikasi whatsapp
Impersonasi pejabat atau lembaga resmi, Penipu mengirim pesan WhatsApp atau SMS yang tampak resmi, mengaku dari FBI/IC3, bank, atau institusi pemerintah, lalu menuntut tindakan cepat (mis. “verifikasi”, denda, atau ancaman hukum). Tujuan: memaksa korban memberikan data atau mentransfer uang.
Smishing ditambah tautan berbahaya. Pesan berisi link ke situs palsu yang terlihat nyata (bank, lembaga) untuk mencuri kredensial atau meminta kode verifikasi. Setelah korban memasukkan informasi, akun atau bank dikuras.
Vishing atau deepfake suara, panggilan suara yang memakai teknologi pengubahan suara untuk meniru orang yang dipercaya (mis. keluarga atau pejabat), meminta uang atau akses ke akun. Ini semakin diperkuat oleh model AI.
Akun massal dan grup rekruitmen, penipu menggunakan jutaan akun (sering dibuat/diambil alih) untuk mengirim pesan massal, menambahkan target ke grup, atau memancing korban lewat “peluang investasi / job-task” yang berujung pada permintaan deposit. Platform seperti WhatsApp aktif menonaktifkan akun semacam ini tapi problem masih besar.
Tanda tanda pesan atau panggilan penipuan
Mendesak, memberi ultimatum, atau menakut nakuti (mis. ancaman penahanan),
Meminta kode verifikasi WhatsApp atau 2FA yang baru saja Anda terima. (Jika Anda membagikan kode itu, pelaku bisa mengambil alih akun Anda),
Tautan ke situs yang bukan domain resmi atau permintaan memasang aplikasi atau QR yang mencurigakan,
Panggilan suara yang terdengar “aneh” atau sangat mirip suara orang yang Anda kenal (mungkin deepfake).
Langkah perlindungan praktis (yang bisa Anda lakukan sekarang)
Jangan berikan kode verifikasi WhatsApp kepada siapapun. WhatsApp tidak akan meminta kode tersebut lewat pesan dari orang lain,
Aktifkan verifikasi dua langkah (two-step verification) di WhatsApp (PIN tambahan),
Tolak permintaan transfer lewat gift card, crypto, atau metode tidak dapat dilacak, ini tipikal modus penipu.
Verifikasi asal pesan atau telepon melalui saluran resmi (mis. telepon resmi lembaga, email institusional) , jangan pakai nomor atau tautan yang dikirim penipu,
Periksa link sebelum klik juga arahkan kursor (atau lihat URL penuh di ponsel) untuk pastikan domain resmi. Jangan memasukkan kredensial di situs yang tidak jelas,
Batasi siapa yang bisa menambahkan Anda ke grup juga atur privasi di WhatsApp ke “Kontak saya” atau “Kontak saya kecuali…” untuk mengurangi undangan grup dari orang asing.
Jika Anda menjadi target atau korban, apa yang harus dilakukan
Jangan membayar atau mengirim informasi lebih lanjut,
Lapor ke lembaga setempat ditambah laporkan ke IC3 (Internet Crime Complaint Center) atau FBI, jika Anda di AS, atau ke polisi setempat/kominfo di negara Anda. Laporan membantu penyelidikan,
Laporkan akun atau pesan di WhatsApp (menu pesan lalu Laporkan) dan, bila perlu, hubungi bank untuk memblokir transaksi,
Ubah kata sandi dan aktifkan 2FA di layanan lain jika Anda mencurigai kebocoran kredensial.
Catatan dari penyelidikan dan tindakan platform
FBI atau IC3 mengeluarkan peringatan terkait peningkatan kasus impersonasi dan kampanye pesan atau panggilan berbahaya, pelaku kini juga memanfaatkan AI untuk memperhalus penipuan. Laporan resmi menyarankan verifikasi ekstra dan pelaporan kasus,
Meta atau WhatsApp melaporkan penonaktifan jutaan akun terkait pusat, penipuan serta peluncuran fitur keselamatan (mis. notifikasi ketika Anda ditambahkan ke grup oleh orang asing) untuk mencegah penipuan berskala besar. Namun ancaman tetap ada karena taktik pelaku yang cepat berevolusi.
Kesimpulan
Penipuan lewat WhatsApp sekarang lebih canggih, gabungan impersonasi tradisional, smishing, vishing, dan AI membuatnya sulit dibedakan. Kunci perlindungan: tetap tenang, verifikasi melalui saluran resmi, jangan membagikan kode verifikasi, dan laporkan kejadian mencurigakan. Untuk laporan resmi dan panduan lanjutan, baca peringatan IC3 atau FBI serta materi keamanan dari WhatsApp atau Meta.
Komentar
Posting Komentar