Kabar Teknologi Dari Perusahaan Terbesar Di Asia Atau Tiongkok Akan "Peneliti Tiongkok Kembangkan AI Hemat Energi Terinspirasi Otak Manusia"
Apa yang Baru dan Siapa yang Terlibat
Tim ilmuwan dari Institute of Automation di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok serta SynSense AG dari Swiss menciptakan sebuah chip neuromorfik (mirip otak) yang dinamai “Speck”.
Chip ini mampu meniru neuron dan sinapsis, komponen dasar jaringan saraf biologis, dengan konsumsi daya istirahat (resting power) yang sangat rendah, hanya sekitar 0,42 miliwatt, serta daya nyata ketika aktif sekitar 0,70 miliwatt.
Peneliti menyebut bahwa otak manusia secara keseluruhan memproses jaringan saraf yang kompleks hanya dengan daya sekitar 20 watt, sangat jauh dibandingkan sistem AI umum saat ini.
Cara Kerja Penelitian Chip
Chip Speck menerapkan prinsip neuromorphic computing, yaitu arsitektur yang meniru cara otak memproses informasi, termasuk neuron dan sinaps yang "menyala" hanya saat diperlukan,
Salah satu fitur penting adalah kerangka kerja berbasis perhatian dinamis (dynamic attention framework), di mana rangsangan luar yang signifikan akan mendapatkan porsi representasi dan pemrosesan yang lebih besar, sementara bagian-bagian yang tidak penting tetap idle. Hal ini menghemat penggunaan daya,
Karena chip bersifat asynchronous dan neuromorfik, ketika tidak ada input eksternal, chip ini hampir tidak memerlukan daya sama sekali (resting power sangat rendah).
Manfaat Dan Tantangan Dari Penelitian
Manfaatnya
Efisiensi Energi :
Dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah dibanding AI konvensional, penggunaan energi bisa ditekan, yang sangat penting dalam konteks data center besar dan penggunaan AI skala luas.
Latensi Lebih Rendah :
Respon bisa lebih cepat karena neuron “hanya aktif jika diperlukan”, tidak selalu memproses seluruh jaringan seperti pada banyak model tradisional.
Pengelolaan Resource yang Lebih Baik :
Sistem bisa lebih hemat sumber daya (energi, komputasi) sehingga membuka kemungkinan penerapan AI di perangkat tepi (edge devices) atau perangkat dengan batasan daya.
Tantangannya
Meskipun chip seperti Speck menunjukkan performa menjanjikan, masih diperlukan pengujian lebih lanjut terutama saat digunakan dalam aplikasi nyata yang kompleks,
Skalabilitas dapatkah teknologi ini bersaing dalam model AI yang besar dan komersial? Pemrosesan besar dan data yang sangat besar mungkin tetap membutuhkan arsitektur yang berbeda,
Biaya dan produksi massal dalam produksi chip neuromorfik skalabilitas tinggi dengan biaya terjangkau masih menjadi tantangan,
Integrasi perangkat keras dan perangkat lunak dengan algoritma juga sistem harus didesain agar mampu berjalan optimal di atas hardware neuromorfik.
Contoh Lain dan Perkembangan Terkait
SpikingBrain 1.0 :
Model AI “mirip otak” lain dari Tiongkok yang menggunakan spiking neural network (SNN). Model ini hanya mengaktifkan neuron-neuron yang dibutuhkan, bukan seluruh jaringan. Ini membuatnya lebih hemat energi dan merespon lebih cepat.
TaiBai :
Prosesor neuromorfik terprogram penuh dengan efisiensi topologi, dirancang untuk menangani tugas-tugas seperti pengenalan suara dan klasifikasi ECG dengan efisiensi energi yang jauh lebih tinggi dibanding GPU standar. arXiv
Kesimpulan
Teknologi AI yang terinspirasi oleh otak manusia, terutama neuromorphic computing dan spiking neural networks, menawarkan jalur yang sangat menjanjikan untuk mengurangi konsumsi daya, mempercepat respons, dan memungkinkan AI yang lebih ramah lingkungan. Di Tiongkok, penelitian seperti chip Speck, SpikingBrain, dan prosesor seperti TaiBai menunjukkan bahwa negara ini berada di garis depan dalam pengembangan AI hemat energi. Namun, supaya bisa benar-benar menggantikan atau melengkapi AI tradisional secara luas, masih ada tantangan teknis, ekonomi, dan produksi yang harus diatasi.
Komentar
Posting Komentar