Informasi Dari Pemikiran Juga Tantangan Menghadapi Tidak Stabilnya Suatu Negara, Kami Punya Solusi " Dua Belas Solusi Menghadapi Situasi Politik dan Negara yang Tidak Stabil agar Tetap Waras"

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Ir. Agus Budi Santoso, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, korban mengalami cedera serius di bagian kaki dan punggung setelah terjatuh ke lereng curam sedalam sekitar 10 meter.
"Tim SAR gabungan yang terdiri dari petugas BTNG Rinjani, Basarnas, relawan porter, serta warga lokal langsung bergerak cepat menuju lokasi setelah menerima laporan dari rombongan pendaki lainnya," ungkap Agus Budi pada Senin pagi.
Proses evakuasi berlangsung dramatis dan memakan waktu lebih dari 8 jam karena medan yang terjal dan minim penerangan. Korban berhasil dievakuasi ke Pos Pelawangan sekitar pukul 01.00 dini hari, lalu dibawa turun ke Sembalun menggunakan tandu tradisional.
Saat ini, korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selong untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut. Pihak rumah sakit menyatakan kondisi korban stabil meskipun mengalami patah tulang di bagian kaki kanan.
Menurut informasi yang dihimpun, korban datang ke Indonesia bersama dua rekannya untuk melakukan pendakian Gunung Rinjani selama tiga hari dua malam. Mereka memulai pendakian dari jalur Senaru pada Jumat lalu (4 Juli 2025)
Pihak Konsulat Brasil di Jakarta telah dihubungi dan sedang berkoordinasi dengan pihak rumah sakit serta otoritas setempat untuk memastikan keselamatan dan pendampingan bagi korban.
Kejadian ini menambah daftar insiden yang terjadi di kawasan Gunung Rinjani, dan menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan serta pendampingan pemandu lokal bagi wisatawan asing yang ingin mendaki gunung-gunung di Indonesia.
Jika kamu ingin versi yang lebih panjang, pendek, atau ingin disesuaikan untuk media tertentu (seperti media online, cetak, atau media sosial), beri tahu saja.
Komentar
Posting Komentar