Penguasa dan Dikuasai

Sekolah Rakyat dikenal sebagai alternatif pendidikan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera atau yang tinggal di daerah terpencil dan belum terjangkau layanan pendidikan formal. Dengan metode belajar yang lebih fleksibel dan pendekatan berbasis komunitas, sekolah ini telah menjadi harapan bagi banyak pelajar di daerah terpencil.
Salah satu siswa, Rini (12 tahun), mengaku senang bisa kembali belajar bersama teman-temannya. “Saya senang sekali sekolah dibuka lagi. Saya bisa belajar membaca dan berhitung, juga bermain bersama teman,” ujar Rini di sela-sela kegiatan belajar di Sekolah Rakyat Cipinang, Jakarta Timur.
Sementara itu, guru relawan di sekolah tersebut, Bapak Sugeng, mengatakan bahwa semangat siswa sangat tinggi meskipun fasilitas masih terbatas. “Anak-anak semangat datang setiap hari. Kami mencoba membuat pembelajaran menyenangkan dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari,” katanya.
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Dr. Lestari Wibowo, turut memberikan tanggapannya. Ia menyebut keberadaan dan keberlangsungan Sekolah Rakyat sangat penting dalam memperluas akses pendidikan inklusif. “Kehadiran Sekolah Rakyat menjadi bukti bahwa masyarakat mampu berinovasi dalam menjawab tantangan pendidikan, terutama di wilayah yang belum terjangkau sekolah formal,” ujarnya.
Dr. Lestari juga menambahkan bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian lebih terhadap inisiatif-inisiatif seperti Sekolah Rakyat, baik melalui dukungan regulasi maupun bantuan sarana dan prasarana. “Jika diberikan pendampingan dan pengakuan yang jelas, Sekolah Rakyat dapat menjadi mitra penting dalam menciptakan pendidikan yang merata dan adil,” tambahnya.
Dengan semangat gotong royong dan partisipasi aktif masyarakat, Sekolah Rakyat diharapkan terus berkembang dan menjadi ruang belajar yang bermakna bagi generasi muda Indonesia.
Komentar
Posting Komentar