Informasi Dari Pemikiran Juga Tantangan Menghadapi Tidak Stabilnya Suatu Negara, Kami Punya Solusi " Dua Belas Solusi Menghadapi Situasi Politik dan Negara yang Tidak Stabil agar Tetap Waras"

Awal Perjuangan
Adnan lahir dan besar di wilayah perbatasan yang jauh dari pusat kota. Ia memahami betul kerasnya hidup di daerah ini: akses pendidikan yang minim, fasilitas terbatas, dan banyak anak terpaksa putus sekolah karena ikut orang tua bekerja atau ditinggal tanpa pendampingan yang memadai.
Setelah menamatkan pendidikannya, Adnan memilih untuk kembali ke tanah kelahirannya. Bukan untuk mencari kekayaan, tetapi untuk menjadi bagian dari solusi.
Ia mulai dengan langkah kecil mengajar membaca dan menulis di teras rumahnya, memanfaatkan papan tulis bekas dan beberapa bangku kayu. Murid pertamanya hanya lima anak. Namun, kabar tentang “Pak Guru Adnan” cepat menyebar, dan jumlah anak yang datang semakin banyak.
Membangun Asrama Gratis
Masalah muncul ketika Adnan sadar bahwa sebagian anak berasal dari dusun yang jaraknya jauh, bahkan harus menyeberangi sungai atau berjalan berjam-jam. Banyak dari mereka tak punya tempat tinggal yang layak jika ingin sekolah di desa.
Tanpa pikir panjang, Adnan mengubah rumah peninggalan orang tuanya menjadi asrama gratis.
Di sinilah puluhan anak TKI tinggal, belajar, dan tumbuh bersama. Ia tak memungut bayaran sepeser pun, meski itu berarti ia harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan makan, listrik, hingga perlengkapan sekolah. Bantuan datang dari warga, donatur lokal, bahkan mantan murid yang kini sudah sukses.
Tantangan di Perbatasan
Menjalankan misi ini bukan perkara mudah. Adnan sering menghadapi keterbatasan dana, kritik dari orang yang tak memahami perjuangannya, hingga masalah administrasi pendidikan di daerah perbatasan. Namun, ia selalu berkata :
“Kalau kita menyerah, siapa yang akan menemani mereka belajar? Mereka ini masa depan kita.”
Buah Perjuangan
Bertahun-tahun kemudian, jerih payahnya membuahkan hasil. Banyak anak asuh Adnan yang berhasil menembus perguruan tinggi, menjadi guru, perawat, bahkan kembali ke desa untuk membantu mengajar. Mereka menyebut Adnan bukan hanya guru, tapi juga ayah, teman, dan pelindung.
Kini asrama yang ia kelola telah menjadi simbol harapan di perbatasan. Dinding-dindingnya mungkin sederhana, tapi di dalamnya bersemayam mimpi-mimpi besar anak bangsa.
Warisan Semangat
Kisah Adnan Lolo mengajarkan bahwa perubahan tak selalu datang dari kebijakan besar atau dana melimpah. Terkadang, ia lahir dari hati yang tulus, tangan yang tak lelah bekerja, dan keyakinan bahwa setiap anak. di mana pun ia berada, berhak mendapatkan pendidikan dan masa depan yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar